YOGYAKARTA, SULUNG INDONESIA



Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman dengan Republik Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kotamadya, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan, dan 438 desa/kelurahan.

Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menimbulkan penyingkatan nomenklatur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa Yogyakarta sering dihubungkan dengan Kota Yogyakarta sehingga secara kurang tepat sering disebut dengan Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Walau secara geografis merupakan daerah setingkat provinsi terkecil kedua setelah DKI Jakarta, Daerah Istimewa ini terkenal di tingkat nasional, dan internasional, terutama sebagai tempat tujuan wisata andalan setelah Provinsi Bali.

Logo Kadipaten
Pakualaman
Logo Kesultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat
 

Meski dahulu DI Yogyakarta merupakan Kesultanan dan Kadipaten yang merdeka, Daerah ini justru yang memberikan kontribusi cukup besar pada eksistensi Republik Indonesia. Pada saat Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII mengetok kawat kepada Presiden RI, menyatakan bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman menjadi bagian wilayah Negara Republik Indonesia, serta bergabung menjadi satu mewujudkan satu kesatuan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sri sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Pegangan hukumnya adalah :

1.           Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden Republik Indonesia.
2.           Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Amanat Sri Paku Alam VIII tertanggal 5 September 1945 ( yang dibuat sendiri-sendiri secara terpisah).
3.           Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 30 Oktober 1945 ( yang dibuat bersama dalam satu naskah ).

Dari 4 Januari 1946 hingga 17 Desember 1949, Yogyakarta menjadi Ibukota Negara Republik Indonesia, justru dimasa perjuangan bahkan mengalami saat-saat yang sangat mendebarkan, hampir-hampir saja Negara Republik Indonesia tamat riwayatnya. Oleh karena itu pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia yang berkumpul dan berjuang di Yogyakarta mempunyai kenangan tersendiri tentang wilayah ini. Apalagi pemuda-pemudanya yang setelah perang selesai, melanjutkan studinya di Universitas Gajah Mada, sebuah Universitas Negeri yang pertama didirikan oleh Presiden Republik Indonesia, sekaligus menjadi monumen hidup untuk memperingati perjuangan Yogyakarta.

Jejak Sejarah bangsa ini memang terlihat cukup jelas di kota yang disebut juga dengan kota pelajar ini, bahkan jauh sebelum kemerdekaan, banyak sekali tokoh yang menginginkan adanya gerakan kebangsaan, diantaranya dr, Wahidin Sudirohusodo yang memberikan motivasinya kepada mahasiswa STOVIA hingga akhirnya mereka mendirikan Boedi Oetomo. Belum lagi kaum wanitanya, yang berkonggres untuk pertama kali pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta.


Sebagai kota bersejarah, tentu saja banyak peninggalan dan artefak Sejarah yang berada dio Kota ini. Sehingga cukup banyak museum yang ada di Kota budaya ini.

Salah satunya adalah History of Java Museum. Museum baru yang menurut rencana akan dibuka dalam waktu dekat ini. Berisi artefak koleksi dan edukasi board yang disusun secara kronika mengenai Sejarah pulau jawa dan khususnya di Jawa Tengah dan Jawa timur.



Mengunjungi History of Java Museum, maka kita akan diajak untuk mengerti mengenai Jawa, masyarakat Jawa, Sejarah Jawa, dan Budayanya. Betapa bangsa ini ternyata sangat toleran, pemberani sekaligus memiliki cita rasa budaya yang tinggi dalam kehidupan semestanya.

Di awal, pengunjung diajak melihat sekilas secara audio visual bagaimana terbentuknya pulau Jawa hingga masyarakat yang ada di pulau Jawa. Kemudian pengunjung bisa melihat koleksi museum dengan artefak artefak sejarahnya.

Yang menarik, pengunjung akan didampingi story teller museum yang akan menerangkan dengan menarik mengenai konten museum dan sejarahnya. Tak hanya itu, History of Java Museum, seperti juga museum-museum D’topeng Group yang lain, juga dilengkapi dengan Augmented Reality yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk ber-swafoto. Pemanfaatan teknologi juga dilakukan dalam bentuk aplikasi Augmented Story Teller yang kini tengah dikembangkan oleh History of Java Museum.

Di dalam zona koleksi sendiri, terdapat Pavilyun Karaton, yang akan menampilkan koleksi dan Bilingual Education Board mengenai Keraton Kasunanan Surakarta, Keraton Kesultanan Jogjakarta, Pura Mangkunegaran dan Pura pakualaman.

Setelah zona koleksi yang juga dimeriahkan dengan musik tradisi secara berkala, pengunjung akan memasuki zona diorama, di mana pengunjung kembali bisa merasakan secara interaktif hal hal menarik di masa lampau di pulau jawa, sekaligus ber-swafoto di 3D interactive board.

Puas berselfie ria, pengunjung bisa menikmati kudapan lezat di zona kuliner. Bukan zona kuliner biasa yang ada di History of Java Musem, pengunjung akan merasakan pengalaman berwisata kuliner di kawasan Malioboro Jogjakarta yang memang sudah terkenal dengan suasana khas kuliner Jogjakarta.

History of Java Museum memang sengaja menghadirkan suasana Malioboro tempo dulu di zona kulinernya. Dan di ujung “Malioboro” terdapat panggung besar yang juga secara periodik menampilkan suguhan seni dan budaya baik tradisi maupun modern dari berbagai kalangan seniman, baik local, nasional bahkan internasional.

History of Java Museum dilengkapi dengan “Tumpeng Gallery” yang berada di lantai dua zona koleksi. Komitmen History of Java Museum pada pelestarian Peninggalan Sejarah, Seni dan Budaya Jawa salah satunya diwujudkan dengan pemanfaatan gallery ini menjadi ruang diskusi dan ruang pamer. Selain itu juga menjadi tempat untuk pelestarian Bahasa jawa dengan sebuah kursus Bahasa jawa secara berkala.

History of Java Museum berupaya menjadi wahana dan media yang menyenangkan untuk berwisata sekaligus memiliki konten edukatif yang memberikan nilai positif bagi pelestarian budaya adiluhung yang dimiliki Bangsa Indonesia, karena sejarah selalu menjadi sesuatu yang aktual.

Selamat berwisata di Yogyakarta!.

Comments